Ekspektasi The Fed Menyusut, Rupiah Berpotensi Melemah Meski Dibuka ke Rp16.725
Rupiah dibuka menguat 3 poin menjadi Rp16.725 per dolar AS pada perdagangan Jumat pagi di Jakarta. Meski demikian, penguatan tersebut dinilai masih rapuh karena dipengaruhi sentimen negatif dari pasar global terkait prospek kebijakan suku bunga Amerika Serikat (AS).
Presiden Direktur PT Doo Financial Futures, Ariston Tjendra, menyebut menyusutnya ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga AS masih menjadi tekanan utama bagi rupiah. Peluang penurunan suku bunga pada pertemuan The Fed berikutnya kini berada di kisaran 50-50, turun drastis dari 95 persen sebulan lalu setelah sejumlah pejabat The Fed mengeluarkan pernyataan hawkish.
Berakhirnya government shutdown AS membuat investor kini mengalihkan perhatian pada rilis data ekonomi yang tertunda, yang akan menentukan arah kebijakan Federal Reserve ke depan. Ketidakpastian ini menahan pergerakan mata uang emerging market, termasuk rupiah.
Selain faktor eksternal, sikap longgar Bank Indonesia (BI) dan berbagai stimulus pemerintah juga menambah tekanan. Menjelang pertemuan RDG BI pekan depan, BI dinilai perlu menahan diri untuk memangkas suku bunga dan menunggu perkembangan ekonomi lebih lanjut.
Dengan berbagai faktor tersebut, rupiah diperkirakan bergerak di kisaran Rp16.700–Rp16.750 per dolar AS pada perdagangan hari ini.
Dikutip dari antaranews.com
